12 August 2008

Equilibrium ; Keseimbangan




Equilibrium ; Keseimbangan
As Shaheed bin Abu Syafi’i – Pustaka Muslim Indonesia

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
“Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya). Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.”
Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.

(QS. Ar Rahman ; 5 – 9)

Albert Einstein dengan teori relativitas waktu dalam konteks penjabaran teori penciptaan alam semesta akhirnya harus merevisi teorinya dan terpaksa mengakui bahwa ada kekuatan luar biasa yang terlibat dalam penciptaan alam semesta. Para ilmuwan barat menyebut kekuatan tersebut dengan istilah “The Invisible Hand” (Tangan yang Tidak Tampak).

Tanpa adanya campur tangan “The Invisible Hand” mustahil dalam logika mereka alam semesta dapat tercipta. “The Invisible Hand” ini jugalah yang mengatur keseimbangan (equilibrium) setiap partikel dan molekul alam semesta termasuk penentuan garis edar tiap-tiap obyek yang ada dalam alam semesta. Menurut Einstein, andaikan satu saja unsur tersebut melebihi kadar yang telah ditentukan maka alam semesta akan hancur berkeping-keping.

Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam melalui Rasulullah Muhammad saw. Dalam Firman-Nya, Allah SWT sudah menjelaskan dengan bahasa yang sangat jelas bagi manusia, bahwa matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, begitu pula dengan seluruh mahkluk ciptaan-Nya diseluruh jagad alam raya.

Bahkan seorang Albert Einstein yang jenius dan atheis pun mengakui adanya kekuatan tidak tampak yang berperan dalam penciptaan alam semesta. Lebih dari itu, Einstein juga sangat takjub akan kesimbangan (equilibrium) yang terlihat dalam penciptaan alam semesta. Menurutnya, tanpa adanya keseimbangan tersebut maka alam semesta akan hancur berkeping-keping bahkan sebelum proses penciptaannya selesai.

Bagi kita kaum muslimin, sudah sangat jelas bahwa Allah SWT menciptakan alam raya ini dengan keseimbangan (equilibrium) yang sangat terukur perhitungannya dan kita diperintahkan untuk memelihara dan menegakkan keseimbangan itu dengan adil agar keseimbangan yang telah Allah SWT ciptakan tersebut tidak rusak.

Tapi apa yang terjadi belakangan ini sungguh nyata menunjukkan pengingkaran kita terhadap perintah Allah SWT. Ada beberapa pertanyaan yang dapat kita tanyakan pada diri sendiri dan dapat kita jadikan renungan mengenai masalah ini.

• Siapakah yang paling mengambil manfaat dari kekayaan alam yang telah dibentangkan?

• Siapakah yang paling bertanggungjawab terhadap rusaknya keseimbangan alam?

• Berapa banyak bencana alam yang diakibatkan oleh rusaknya keseimbangan alam?

• Apakah kita sudah berusaha menjaga keseimbangan alam?

• Apakah kita sudah membiasakan pola hidup yang ramah lingkungan?

• Apakah kita sudah menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan?

• Apakah kita sudah membuang sampah pada tempatnya?

• Apakah kita sebagai manusia akan tetap ingkar terhadap Firman Allah SWT pada Al Qur’an Surat Ar-Rahman ayat 8 & 9 diatas?

Apabila kita renungkan, ternyata membuang sampah sembarangan saja merupakan bentuk nyata pengingkaran kita terhadap perintah Allah SWT dalam menjaga keseimbangan (equilibrium) alam.

Bukankah EQUILIBRIUM juga berarti kesimbangan antara sebab dan akibat, perbuatan dan ganjaran, amal dan pahala. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an:

“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).”
(QS. Ar Rahman ; 60)

Apabila kita gunakan premis yang sama untuk keburukan dalam bahasa Indonesia, kalimatnya akan menjadi seperti ini:

Tidak ada balasan untuk keburukan selain keburukan pula

Sekarang renungan kita akan menjadi lebih baik apabila menyadari bahwa membuang sampah sembarangan adalah salah satu sifat buruk manusia. Dan ada banyak sekali pertanyaan yang bisa kita lontarkan terkait dengan sifat buruk apa saja yang dapat mendatangkan keburukan bagi kita semua mengingat alam beserta penghuninya merupakan kesatuan kosmik yang tidak dapat dipisahkan.

• Apakah khianat terhadap amanah itu buruk?

• Apakah korupsi itu buruk?

• Apakah membuka aurat itu buruk?

• Apakah berbohong itu buruk?

• Apakah bergosip itu buruk?

• Apakah fitnah itu buruk?

• Apakah berpangku tangan itu buruk?

• Apakah boros itu buruk?

• Apakah berlebihan dalam kemewahan itu buruk?

• Apakah membunuh itu buruk?

• Apakah menipu itu buruk?

• Apakah membuka lahan sembarangan buruk?

• Apakah membuang limbah sembarangan itu buruk?

• Apakah menebang pohon tanpa reboisasi itu buruk?

Semua itu adalah sifat-sifat buruk yang umum dimiliki oleh manusia termasuk saya. Dan semua keburukan itu telah merusak EQUILIBRIUM atau keseimbangan yang telah diciptakan oleh Allah SWT dan telah diperintahkan bagi kita untuk menjaga dan memeliharanya.

Mari kita mulai kesadaran kita akan perintah Allah SWT melalui hal paling kecil dalam kehidupan kita. Mari kita tinggalkan semua sifat buruk kita dan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan demi balasan kebaikan yang telah dijanjikan. Hanya dengan inilah kita punya harapan untuk memperbaiki keseimbangan yang telah kita rusak.

Semoga Allah SWT mengampuni kesalahan dan dosa-dosa kita.

Amin Ya Robbal Alamin.

Muqiet As Shaheed bin Abu Syafi’i

0 comments:

Followers

 

.. Copyright 2009 All Rights Reserved by Brian Gardner Blog Skins